Senin, 10 Agustus 2015

materi pondok romadlhon smp n 1 ponggok 2015



DAFTAR ISI

Daftar Isi .....................................................................................................                         1                              i
Materi Pondok Romadhon SMPN 01 Ponggok ............................................               2

MATERI PRAKTEK IBADAH ( ILMU FIQH )

A.    Thaharah ( Bersuci )..................................................                 3
B.    Wudhu .....................................................................                     4
C.    Tayamum .................................................................                   5
D.    Mandi………………………………………...…….          5
F.     Sholat……………………………………………….         6
G.    Sholat Taraweh……………………………………….         9
H.    Sholat Witir…………………………………………...          9
I.     I’tikaf……………………………………………….         10

MATERI RISALATUL MAHID

A.    Ketentuan Haid, Nifas dan Istihadhoh………………    10

MATERI BUDI PEKERTI ( ILMU AKHLAQ )

A.    Akhlaq kepada ALLOH SWT…………………...……  11
B.   Akhlaq terhadap Ibu Bapak…………………….…….. 13
C.   Akhlaq terhadap diri sendiri……………………….…. 15
D.   Akhlaq terhadap Guru…………………...………...…. 16
E.   Akhlaq terhadap Orang Lain…………………..……... 16
F.   Akhlaq terhadap Mahluk Lain…………………..….… 19

MATERI PUASA RAMADHAN

A.    Puasa Ramadhan…………………………...…………  20
B.    Syarat Puasa Ramadhan……………………..….…….       21                      
C.    Rukun Puasa Ramadhan………………………….…..       22


MATERI PONDOK ROMADHON SMPN 1 PONGGOK

A. MATERI PRAKTEK IBADAH ( ILMU FIQH )

1.       Tujuan :

Ø  Santri dapat memahami dan mengamalkan rukun Islam, Santri memahami cara bersuci, melaksanakan sholat wajib, berjama’ah, masbuk, jama’ qoshor.
Ø  Santri mampu untuk mempraktekkan  pengurusan jenzah.
Ø  Santri memahami ketentuan Haidz, Nifas, Istihadhoh

Tujuan Khusus :

Ø  Thaharah ( Bersuci )
Ø  Melaksanakan wudhu dengan benar,
Ø  Menjelaskan tata cara dan ketentuan wudhu,
Ø  Mempraktekkan tayamum,
Ø  Menjelaskan tatacara/ketentuan mandi hadats kecil / besar,
Ø  Mempraktekkan sholat wajib,
Ø  Menjelaskan tata cara dan ketentuan sholat wajib,
Ø  Menjelaskan tata cara dan ketentuan sholat jama’ah,
Ø  Memperagakan sholat jenazah,
Ø  Memahami ketentuan – ketentuan Haid, Nifas, Istihadhoh

2.       Materi Pokok :

Ø  Definisi Thaharah
Ø  Ketentuan wudhu,
Ø  Praktek wudhu,
Ø  Ketentuan tayamum,
Ø  Praktek tayamum
Ø  Ketentuan mandi hadats kecil dan hadats besar,
Ø  Ketentuan sholat wajib,
Ø  Praktek sholat wajib,
Ø  Ketentuan puasa
Ø  Ketentuan Haid, Nifas, Istihadhoh



3.         Uraian Materi :

( THAHARAH )
   
v  Definisi Thaharah ( Bersuci )   
Thaharah menurut bahasa berarti bersih, menurut syara’ ialah mengerjakan sesuatu yang menyebabkan sesorang dapat mengerjakan shalat dan semisalnya.
Cara bersuci dari hadats adalah dengan mengerjakan wudlu, mandi dan tayammum, sedangkan cara bersuci dari najis adalah dengan menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian.

Macam-macam air:
Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah air yang bersih (suci yang mensucikan), yaitu air yang turun dari langit atau bersumber dari bumi yang tidak terkena najis dan belum di pakai untuk bersuci.
Ditinjau dari segi sumbernya, air terbagi menjadi tujuh :

1.          Air hujan
2.          Air sumur
3.          Air laut
4.          Air sungai
5.             Air salju
6.             Air telaga
7.             Air embun

Sedangkan ditinjau dari segi hukumnya, air terbagi manjadi 4 (empat) kategori :

1.       Air suci mensucikan, yaitu air muthlak.
Artinya air yang masih murni dan statusnya tidak di pengaruhi oleh hal apapun selain pengaruh tempat seperti contoh air yang disebutkan diatas.
Air suci dan dapat mensucikan, tetapi makruh di gunakan pada   badan semisal air musyammas.
Air musyammas adalah air panas akibat sengatan matahari di dalam bejana yang terbuat dari logam selain emas dan perak, dan berada di daerah yang panas seperti yaman saat kemarau.

2.       Air suci tetapi tidak dapat mensucikan seperti :
*Air musta’mal, yaitu air yang telah di gunakan untuk mensucikan hadats atau menghilangkan najis, selama warna, rasa dan baunya tidak berubah, serta volume airnya tidak bertambah.
*Air yang telah berubah salah satu sifatnya, dikarenakan bercampur (bersenyawa ) dengan benda suci lainya, dengan perubahan yang dapat mempengaruhi nama dan statusnya, semisal kopi, teh dan lain-lain.
       4. Air mutanajjis :
                   Yaitu air yang terkena najis (kemasukan najis), sedang volumenya kurang dari dua qullah, baik terjadi perubahan pada sifat-sifat air tersebut atau tidak, ataupun mencapai dua qullah, namun air tesebut mengalami perubahan, maka sah digunakan untuk bersuci.
       Ada satu macam air lagi yaitu air yang suci dan mensucikan tetapi haram memakainya, yaitu air yang diperoleh dari ghasab atau mencuri, mengambil tanpa izin.
 
( WUDHU )

Wudhu adalah salah satu bentuk bersuci guna membersihkan diri dari hadats kecil dan sebagai salah satu syarat syahnya sholat.
    
     Ketentuan wudhu
Beberapa ketentuan wudhu yang harus diperhatikan diantaranya rukun wudhu, sunnah wudhu dan yang membatalkan wudhu
            a. Rukun wudhu : ada 6 ( enam )
1.       Niat ketika membasuh juz dari wajah
2.       Membasuh kesemuanya wajah
3.       Membasuh tangan kedua sampai siku
4.       Mengusap sebagaian kepala / rambut kepala
5.       Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6.       Berurutan ( tertib )

b. Sunnat – sunnat wudhu : ada 10 ( sepuluh )
1.       Membaca basmalah
2.       Membasuh kedua telapak tangan s-d pergelangan tangan
3.       Berkumur – kumur
4.       Memasukkan air / membersihkan lubang hidung
5.       Membasuh kesemuanya kepala / rambut kepala
6.       Menyapu/Membersihkan kedua telinga luar dan dalam
7.       Menyapu / Meratakan rambut dagu
8.       Membersihkan sela – sela jari kedua kaki dan tangan
9.       Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri
10.   Membasuh tiap – tiap anggota 3 kali
c. Perkara yang membatalkan wudhu : ada 5 ( lima )
1.       Sesuatu yang keluar dari jalan dua
2.       Tidur yang tidak meletakan pantat pada tempat duduk
3.       Hilangnya akal
4.       Bersentuhanya lain jenis yang bukan mahromnya
5.      Menyentuh alat kelamin dengan batinya telapak Tangan

(  TAYAMUM )

Tayamum adalah mendatangkan debu yang suci kepada wajah dan kedua tangan sampai siku-siku sebagai ganti dari wudhu dan mandi  atau membasuh anggota

Ketentuan tayamum
Beberapa ketentuan dalam tayamum yang harus diperhatikan diantaranya rukun tayamum, sunnat – sunnat tayamum dan yang membatalkan tayamum

            a.  Syarat – syarat tayamum : ada 5 ( lima )
1.       Sebab bepergian atau sakit
2.       Sudah masuk waktunya sholat
3.       Tidak ada air
4.       Udzur karena tidak dapat memakai air
5.       Memakai debu yang suci

            b. Fardhunya tayamum : ada 4 ( empat )
1.       Niat
2.       Menyapu atau mengusap wajah
3.       Menyapu atau mengusap kedua tangan sampai siku
4.       Berurutan ( tertib )

c. Sunnat – sunnat tayamum : ada 3 ( tiga )
1.       Membaca basmalah
2.       Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri
3.       Berurutan ( muwalah )

            d. Perkara yang membatalkan tayamum  ada 3 ( tiga )
1.       Tiap – tiap perkara yang membatalkan wudhu
2.       Mengetahui adanya air
3.       Murtad


( MANDI )
Mandi adalah meratakan atau mengalirkan air keseluruh anggota badan dengan niat.

Adapun niatnya yaitu :

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ لِلّٰهِ تَعَالٰى

Ketentuan mandi
Beberapa ketentuan dalam mandi yang harus diperhatikan diantaranya wajib mandi,   fardhu mandi
         
a. Perkara- perkara yang mewajibkan mandi : ada 6 ( enam
1.       Bersetubuh
2.       Keluarnya sperma (air many)
3.       Meninggal dunia
4.       Haid
5.       Nifas
6.       Istihadhoh

b. Fardhunya mandi : ada 3 (tiga )
1.       Niat
2.       Menghilangkan najis
3.       Meratakan / mengalirkan air pada seluruh rambut dan kulit



( SHOLAT )

Sholat adalah bacaan dan pekerjaan yang diawali dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan bacaan salam dengan syarat – syarat tertentu.
 
Ketentuan Sholat
Beberapa ketentuan dalam sholat yang harus diperhatikan diantaranya syarat sholat, rukun sholat, sunnat- sunnat sholat dan yang membatalkan sholat.

A.                        Syarat syahnya sholat : ada 5 ( lima )

1.       Suci dari hadats kecil dan besar serta suci dari najis
2.       Menutupi aurot
3.       Berdiri pada tempat yang suci
4.       Mengetahui sudah masuk waktunya sholat
5.       Menghadap arah kiblat

B.                        Rukun sholat : ada 18 ( delapan belas )

1.       Niat
2.       Berdiri bila mampu
3.       Takbirotul ikhrom
4.       Membaca surat al fatihah
5.       Ruku’
6.       Tuma’ninah dalam ruku’
7.       I’tidal
8.       Tuma’ninah dalam I’tidal
9.       Sujud
10.   Tuma’ninah dalam sujud
11.   Duduk diantara dua sujud
12.   Tuma’ninah dalam duduk diantara dua sujud
13.   Duduk akhir
14.   Membaca Tahiyat
15.   Membaca sholawat
16.   Salam yang pertama
17.   Niat keluar dari sholat
18.   Berurutan ( tertib )

C.            Perkara yang disunnahkan ketika melakukan sholat wajib

Ø    Sunnat sebelum melakukan sholat wajib ada 2 ( dua ) :
1.         Adzan
2.         Iqomat
Ø    Sunnat ab’ad dalam melakukan sholat : ada 2 ( dua )
1.         Do’a qunut pada rakaat kedua sholat subuh
2.         Do’a qunut pada akhir sholat witir dalam separuh yang kedua bulan romadlon

Ø    Sunnat hai’ah dalam melakukan sholat : ada 15 (lima belas)
1.         Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihrom, ruku’ dan bangun dari ruku’
2.         Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri
3.         Membaca do’a iftitah
4.         Membaca ta’awudz
5.         Mengerasklan suara bacaan pada waktunya
6.         Mengecilkan suara bacaan pada waktunya
7.         Membaca amin
8.         Membaca surat – surat al qur’an setelah fatihah
9.         Takbir – takbir ketika ganti rukun fi’li
10.     Membaca Sami’Allohu liman hamidahdari ruku’
11.     Membaca tasbih waktu sujud dan ruku’
12.     Meletakkan kedua tangan diatas paha ketika duduk
13.     Duduk Iftirosh pada semua duduk
14.     Duduk tawarruk pada duduk ahir
15.     Salam yang kedua
D.            Perkara yang membatalkan sholat : ada 11 ( sebelas )
1.         Sengaja berbicara
2.         Bergerak yang banyak
3.         Hadats
4.         Datangya najis
5.         Terbuka aurot
6.         Merubah niat
7.         Membelakangi arah kiblat
8.         Makan
9.         Minum
10.     Muntah – muntah
11.     Murtad.

Ketentuan Sholat Berjama’ah
Beberapa ketentuan dalam sholat berjama’ah yang harus diperhatikan diantaranya :

a.        Hukumnya sholat berjama’ah selain sholat jum’at  menurut Imam Rofi’ie sunnah mu’akkad, menurut Imam Nawawi fardhu kifayah
b.       Hukumnya berjama’ah sholat jum’at adalah fardhu ‘ain
c.        Bagi ma’mum diwajibkan niat jadi ma’mum sholat
d.       Bagi imam tidak wajib niyat jadi imam sholat kecuali menjadi imam sholat jum’at
e.        Boleh bagi orang merdeka ma’mum dengan buda’
f.        Boleh bagi orang baligh ma’mum dengan muroheq
g.       Tidak boleh orang lakilaki ma’mum dng. orang perempuan
h.       Tidak boleh orang khunsa ma’mum dng orang perempuan
i.         Ma’mum mengetahui gerak gerik sholatnya imam
j.         Ma’mum berada satu tempat dengan imam
k.       Ma’mum tidak boleh mendahului / lebih depan dari imam
l.         Sama sholatnya ma’mum dengan imam

Sholat Janazah
a.       Syarat – syarat sholat jenazah :

1.       Sholat jenazah sama halnya dengan sholat yang lain, yaitu harus menutup aurot suci dari hadats besar dan kecil,suci pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat
2.       Mayit sudah dimandikan dan dikafani
3.       Letak mayit sebelah kiblat orang yang mensholatinya, kecuali sholat ghoib

b.       Cara mengerjakan sholat jenazah :

1.       Niat
2.       Takbir sebanyak 4 kali termasuk takbirotul ihrom
3.       Setelah takbir pertama membaca surat al fatihah
4.       Setelah takbir kedua membaca sholawat
5.       Setelah takbir ketiga membaca do’a
6.       Setelah takbir keempat membaca do’a terus salam


( SHOLAT TARAWEH )

1         Sholat Taraweh 20 rakaat , setiap dua rakaat salam (dua salam)
2         Niyat sholat taraweh :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اِمَامًا : مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالىٰ

3         Do’a sholat taraweh :
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, اَلَّلهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْاِيْمَانِ كَامِلِيْنَ وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ وَلِلزَّكَاتِ فَاعِلِيْنَ وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ وَلِلْأَخِرَةِ رَاغِبِيْنَ وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ وَعَلَي الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ أَكِلِيْنَ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرِقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّرِيْفَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ وَالْجَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

( SHOLAT WITIR )

1.      Sholat Witir paling sedikit 1 (satu) rakaat  dan paling banyak 11 rakaat,  setiap dua rakaat salam (dua salam)
2.      Niyat sholat witir :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا : مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالٰى
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا : مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالٰى
                                              
3.      Yang di baca setelah sholat witir :
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ3 x سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ 3          
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ 2x  اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ يَا كَرِيْمُ1 x

4.      Do’a sesudah sholat witir :
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَبِكَ مِنْكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاء عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَا اَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ,  اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا وُضُوْءَنَا وَصَلاَتَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقِيَامَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَسْبِيْحَنَا وَتَحْمِيْدَنَا وَتَهْلِيْلَنَا وَتَكْبِيْرَنَا وَتَشَهُّدَنَا وَقِرَائَتَنَا وَخُشُوْعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَلاَ تَضْرِبْ بِهَا وُجُوْهَنَا يَا اِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ, اَللَّهُمَّ بِمَا قَسَمْتَ لَنَا فِىيْ هَذِهِ الَّليْلَةِ الشَّرِيْفَةِ مِنْ كُلِّ رَأْفَةٍ وَرَحْمَةٍ أَعْتِقْ رِقَابَنَا وَرِقَابَ أَبَائِنَا وَرِقَابَ أُمَّهَاتِنَا وَرِقَابَ أَجْدَادِنَا وَرِقَابَ جَدَّاتِنَا وَرِقَابَ مَنْ قَبْلَنَا وَمَنْ بَعْدَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. 


( I’TIKAF )

1.         Niyat sholat takhiyat masjid :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالٰى

2.         Niyat I’tikaf dalam masjid :
نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالٰى


( MATERI RISALATUL MAHID )

Ketentuan Haid, Nifas dan Istihadhoh :
a.          Haid adalah : darah yang keluar dari farji seorang perempuan dalam keadaan sehat pada usia haid (sembilan tahun atau lebih ) dan tidak akibat habis melahirkan
b.          Nifas adalah : Darah yang keluar dari farji setelah melahirkan
c.          Istihadhoh adalah : Darah yang keluar pada hari selain hari haid dan nifas dan dalam kondisi tidak sehat
d.          Masa keluarnya darah haid paling sedikit selama sehari semalam   ( 24 jam ) dan paling lama 15 ( lima belas ) hari dan biasaanya 6 atau 7 hari
e.          Masa keluarnya darah nifas paling sedikit setetes ( waktu yang sebentar ) dan paling lama 60 ( enam puluh ) hari dan biasaanya 40 hari
f.           Sifat darah haidl ada 5 macam:
1.       Hitam (warna ini paling kuat)
2.       Merah
3.       Abu abu (antara kuning dan merah)
4.       Kuning
5.       Keruh (antara kuning dan putih)

g.          Sedangkan sifat darah selain warna ada 4 macam :
1.       Kental                     2. Berbau (bacin)
3.       Kental sekaligus berbau        
4.       Tidak kental dan tidak berbau

h.          Yang diharamkan bagi orang haid dan nifas : ada 15 (delapan)
1.       Sholat (tidak wajib qodlo’ bahkan haram)
2.       Sujud syukur
3.       Sujud Tilawah
4.       Puasa (tetapi wajib qodlo’ (Romadlon)
5.       I’tikaf (diam dalam masjid)
6.       Membac al qur’an
7.       Menyentuh  dan Membawa Al Qur’an
8.       Menulis Al qur’an (menurut satu pendapat)
9.       Bersuci
10.   Mendatangi orang sakratul Maut
11.    Di jatuhi thalaq
12.   Masuk masjid bila menghawatirkan menajisi
13.   Thowaf
14.   Bersetubuh
15.   Bercumbu diantara pusar dan lutut


MATERI BUDI PAKERTI ( ILMU AHLAQ )

1.         Materi Pokok

1.1.          Akhlaq kepada Alloh SWT
1.2.          Akhlaq terhadap Ibu Bapak
1.3.          Akhlaq terhadap diri sendiri
1.4.          Akhlaq terhadap guru
1.5.          Akhlaq terhadap orang lain
1.6.          Akhlaq terhadap mahluk lain

2. Uraian Materi
1.  AKHLAQ Kepada Alloh SWT

v   Pengertian Akhlaq kepada Alloh SWT adalah perilaku seorang     manusia untuk senantiasa melaksanakan perintah Alloh SWT dan menjahui segala larangan Alloh SWT bentuknya adalah :


IKHLAS
Arti Ikhlas menurut bahasa adalah Suci atau Bersih, menurut istilah mengerjakan amal ibadah semata-mata mengharap keridhoan Alloh SWT

      Dalilnya antara lain surat Al Bayyinah ayat 5
وَمَا أُمِرُوْا اِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ وَذَلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
      Artinya : “ Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh SWT secara ikhlas (dengan memurnikan keta’atan kepadanya) dalam menjalankan agama ( Islam ) dengan lurus “

Sabda Nabi Muhammad SAW :
اَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْماَناً اَحْسَنُهُمْ خُلُقاً  (رواه احمد)
            Artinya : “ Orang mu’min yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya “

 TAWAKKAL
      Mengerjakan sesuatu harus berserah diri kepada Alloh SWT

Firman Alloh SWT dalam surat Ali Imron 159 :
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$#

            Artinya : “ Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh SWT sesungguhnya Alloh SWT menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya"

SYUKUR NIKMAT
Firman Alloh SWT
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ( ابراهيم )
Artinya : “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ( ni’mat ) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.

Sabda Nabi Muhammad SAW :
وَعَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اُنْظُرُوْا اِلَى مَنْ هُوَ اَسْفَلُ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا اِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ اَجْدَرُ
اَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ ( متّفق عليه )
Artinya : Abu Huroiroh RA. Ia berkata : Rosululloh SAW. Bersabda : “ Lihatlah olehmu orang yang lebih rendah dari padamu, dan janganlah melihat orang yang diatasmu, demikian itu lebih pantas supaya kamu tidak merendahkan ( menganggap sepi ) akan ni’mat Alloh SWT yang diberikan kepadamu “
Sabda Nabi Muhammad SAW  :
وَعَنْ اَبِيْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ اَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَعَهُ اللهُ بِهَا إِيَّاهُ  ( رواه مسلم )
Artinya : “ Dari Abdulloh bin Umar RA. Sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda :” Sesungguhnya berbahagialah orang yang masuk islam, dan diberi rizki cukup, lalu merasa cukup  ( menerima / rela ) terhadap apa-apa yang diberikan Alloh SWT kepadanya ( Riwayat Muslim )

MALU / HAYA’
Sabda Nabi Muhammad SAW   :
   عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اِنَّ مِمَّا اَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الْاُوْلَى اِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ (رواه البخاري)
Artinya : Sesungguhnya diantara yang dapat dimengerti oleh manusia dari sabda para Nabi dahulu ialah : apabila engkau tidak tahu malu , berbuatlah sekehendak hatimu (HR. Bukhory)
Sabda Nabi Muhammad SAW
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اَلْحَيَاءُ مِنَ الْاِيْمَانِ
Artinya : Dari Ibnu Umar RA ia berkata : Rosululloh SAW , bersabda : “ Malu itu sebagaian daripada Iman “ (Mutafaq Alaih)
    
2.         AKHLAQ Terhadap Ibu Bapak
Akhlaq yang baik terhadap Ibu Bapak disebut juga Birrul Walidain, dan durhaka terhadap Ibu Bapak disebut Uququl Walidain juga termasuk diantara dosa besar yang amat besar sesudah Syirik kepada Alloh SWT 
* Firman Alloh SWT dalam surat Al Isro’ ayat 23
وَقَضَى رَبُّكَ اَلاَّ تَعْبُدُوْا اِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَا
اَوْكِلَاهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا اُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا ( الإسراء 23 )
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dan jika salah seorang diantara keduanya sampai lanjut usia, maka jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah  kepada keduanya perkataan yang mulia
* Sabda Nabi Muhammad SAW
وَعَنْ اَبِيْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رِضَى اللهِ فِىيْ رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذى )
Artinya : Dari Abdulloh bin Ibnu Ash RA dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda :” Keridhaan Alloh SWT itu (tergantung) pada
keridhaan Ibu Bapak, dan murka Alloh SWT itu (tergantung) pada kemurkaan Ibu Bapak ( dikeluarkan oleh At Turmudzi )
* Sabda Nabi Muhammad SAW
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ قِيْلَ وَهَلْ يَسُبُّ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ ؟ قَالَ نَعَمْ
يَسُبُّ اَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ الرَّجُلُ اَبَاهُ وَيَسُبُّ اُمَّهُ فَيَسُبُّ اُمَّهُ ( متفق عليه )
Artinya : Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA bahwasanya Rosululloh SAW bersabda :” Diantara dosa – dosa besar itu adalah : Orang mencaci Ibu Bapaknya, Seorang ( Sahabat ) bertanya : apakah mungkin orang memaki Ibu Bapaknya ?  Beliau bersabda : Benar, ia memaki Bapak orang lain, maka orang itu membalas memaki Bapaknya, dan ia memaki ibu orang lain, maka orang itu membalas memaki Ibunya” 
* Sabda Nabi Muhammad SAW
جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! مَنْ اَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ ؟ قَالَ : اُمُّكَ  قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ: اُمُّكَ  قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ: اُمُّكَ  قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : اَبُوْكَ ( روا ه البخارى )
Artinya : Seorang laki – laki dating menghadap Nabi Muhammad SAW, seraya bertanya : “ Ya Rosululloh ! Siapakah gerangan orang yang patut aku perlakukan dengan baik ? Jawab Nabi : Ibumu !    Tanya orang itu pula : Siapa lagi ? Jawab Nabi  : Ibumu ! Tanya orang itu pula : Siapa lagi ? Jawab Nabi : Ibumu ! Tanya orang itu pula : Siapa lagi ? Jawab Nabi : Kemudian Bapakmu

Apabila Ibu Bapak atau salah seorang dari keduanya masih hidup dapat dilakukan :
a.       Mematuhi perintahnya ( Kecuali yang ma’siyat )
b.       Berbicara yang lemah lembut ( Sopan )
c.       Mendo’akan mereka
d.       Membantu kebutuhan terutama apabila sudah tua
e.       Memohon restu atas keputusan atau pekerja’an yang akan kita laksanakan
    
Apabila Ibu Bapak atau salah seorang dari keduanya sudah meninggal dapat dilakukan :
a.     Menyelenggarakan jenazahnya
b.    Mendo’akan dan memohon diterima semua amal baiknya  dan diampuni semua dosa dan amal jeleknya
c.     Melaksanakan Wasiyatnya, menyelesaikan hutang – hutangnya,
d.    Melanjutkan perjuangan baiknya
e.     Menghormati dan bersilaturrohmi Famili / Teman / Sahabat dari Ibu Bapak yang masih hidup

Doa untuk kedua Orang Tua :

اَللَّهُـمَّ إغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا اَللَّهُمَّ طَوِّلْ عُـمُوْرَهُمَا وَصَحِّحْ اَبْدَانَهُمَا وَوَسِّعْ أَرْزَاقَهُمَا وَأَصْلِحْ ذَاتَهُمَا اَللَّهُمَّ اجْعَـلْ أَوْلاَدَهُمَا وَذُرِّيَّاتِهِمَا عُـلَمَاءَ صَالِحًا مَغْـفُوْرًا مَرْحُوْمًا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya : Ya Alloh Ya Tuhan kami ampunilah kedua orang tua kami dan kasihanilah keduanya sebagaimana keduanya mengasihani kami diwaktu kecil, Ya Alloh Ya Tuhan kami berilah panjang usianya dan berilah kesehatan diri keduanya dan lapangkan rizkinya dan berikan kebaikan dirinya, Ya Alloh Ya Tuhan kami jadikanlah anak-anak dan keturunan kedua orang tua kami, menjadi Ulama yang sholeh diampuni, kasih sayang  dengan kasih sayangMu.

3.         AKHLAQ terhadap diri sendiri
   
a.       Pembiasaan hidup secara islami
Caranya : dalam semua kegiatan sehari – hari dimulai dengan niyat             mencari ridho Alloh SWT dan dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, misalnya :
1.       Membaca do’a ketika akan dan selesai melakukan suatu amal sholeh 
2.       Masuk dan keluar kesuatu tempat dengan mendahulukan kaki kanan, keluar kaki kiri dan membaca do’a, kecuali masuk dan keluar MCK dengan mendahulukan kaki kiri, keluar kaki kanan dan membaca do’a
3.       Rapi, disiplin semua hal yang positif, Bersuci termasuk berwudhu
4.       Membiasakan hidup baik kepada siapapun sopan dalam berbuat dan santun dalam berbahasa atau bertutur kata
* Sabda Nabi Muhammad SAW
اطْلُبُوا الْحَوَائِجَ بِعِزَّةِ النَّفْسِ, فَإِنَّ الْأُمُوْرَ تَجْرِيْ بِالْمَقَادِرِ ( رواه ابن عساكر )
      Artinya : Carilah segala keperluan hidupmu dengan menjaga kehormatan diri, karena segala sesuatu itu berlaku taqdir Alloh SWT ( ada ukuran dan ketentuan-ketentuanya )

* Sabda Nabi Muhammad SAW
مَا اَكَلَ اَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ اَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ  وَاَنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ( رواه البخارى )
         Artinya : Tidak ada yang lebih baik selain makan dari hasil usahanya sendiri, Nabi Daud pun makan dari hasil usahanya sendiri

         Semua perbuatan kita sehari-hari harus Ikhlas, semua perbuatan itu Ibadah karena Alloh SWT, bukan karena minta dipuji orang dan semua nikmat yang telah diberikan harus kita syukuri, di samping itu kita malu mengerjakan sesuatu yang bertentangan dengan agama, budaya dan sebagainya,





4.  AKHLAQ Terhadap Guru :

Guru adalah orang tua bagi kita yang tata cara hormat kepada guru sama dengan hormat kepada kedua orang tua kita. Contah
1.       Melaksanakan perintah dengan baik dan apa bila ada halangan memberikan alasan dengan baik dan hormat
2.       Melaksanakan pendekatan ( Sowan ), mau bertanya, bertutur kata yang sopan.
3.       Berusaha mendapat ridhonya, Menghindari kemurkaannya dan patuh kepadanya selain dalam perbuatan maksiat kepada Alloh SWT.
4.       Menghormati anak-anaknya dan orang yang mempunyai hubungan denganya.
5.       Tidak kencan berjalan didepannya, tidak duduk ditempatnya, tidak memperbanyak omongan di sisinya ketika ia sudah bosan
         * Firman Alloh SWT dalam surat An-Nahl 43         
فَاسْئَلُوْا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ)     النحل (
         Artinya : “ Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengerti ( QS. An-Nahl : 43 )

         * Berkata Sayyidina Ali Bin Abi Tholib RA,
اَنَا عَبْدُ  مَنْ عَلَّمَنِيْ حَرْفًا وَاحِدًا اِنْ شَاءَ بَاعَ وَاِنْ شَاءَ اَعْتَقَ وَاِنْ شَاءَ اِسْتَرَقَّ
         Artinya : “Aku adalah hamba sahaya bagi orang yang mengajarku, walaupun satu huruf saja. Bila ia bermaksud menjualku, maka ia esa menjualku. Bila ia bermaksud memerdekakanku, maka ia esa memerdekakanku dan Bila ia bermasud memperbudakku, maka ia esa memperbudakku

فَاِنَّ مَنْ عَلَّمَكَ حَرْفًا مِمَّا تَحْتَاجُ اِلَيْهِ فِي الدِّيْنِ فَهُوَ اَبُوْكَ فِي الدِّيْنِ
         Artinya : Sesungguhnya orang yang mengajarimu satu huruf yang kamu butuhkan dalam urusan agamamu, maka ia merupakan Orang tuamu dalam kehidupan agama.

5.   AKHLAQ terhadap  orang lain / tetangga :

a. Terhadap kakak, adik, keluarga atau siapa saja. Caranya dengan menempatkan diri kita dan berlaku wajar terhadap mereka sesuai dengan tuntunan Islam.
b.  Terhadap tetangga, dengan cara menghormati tetangga, saling menegur sapa dan tidak menyakiti hati tetangga
c.   Hak orang islam terhadap orang islam


* Sabda Nabi Muhammad SAW :
  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَحَبُّ الْعِبَادِ اِلَى اللهِ تَعَالَى
اَنْفَعُ النَّاسِ لِلنَّاسِ وَ اَفْضَلُ الْاَعْمَالِ اِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلىَ قَلْبِ الْمُؤْمِنِ
Artinya : Rosululloh SAW bersabda : Para hamba yang paling dicintai oleh Alloh SWT, yaitu yang berguna / bermanfaat bagi dirinya dan berguna / bermanfaat bagi yang lain sesame manusia, Amal perbuatan yang paling utama / mulya bagi Alloh SWT, yaitu memberikan kebahagiaan terhadap hati orang iman.  

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَصْلَتَانِ لاَ شَيْئَ اَفْضَلُ مِنْهُمَا
الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ لِلْمُسْلِمِيْنَ
Artinya :Rosululloh SAW bersabda : Tidak ada sesuatu yang lebih utama / mulya kecuali Dua perbuatan / Amal yaitu : 1. Iman kepada Alloh SWT, 2. Hidupnya berguna / bermanfaat bagi sesama orang islam

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
وَعَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النًّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ : وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ
لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبُّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ( متّفق عليه )
Artinya : “ Dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW, bahwasanya beliau bersabda : Demi jiwaku pada tanganNya (demi Alloh), tidak beriman seorang hamba sehingga ia mencintai tetangganya atau saudaranya ( sesama muslim ) seperti mencintai dirinya sendiri ( Muttafaq Alaih )

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya : Siapa yang beriman dengan Alloh SWT, dan hari akhir maka hendaklah ia menghormati tetangganya.

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا تُمَارِ اَخَاكَ وَلاَ تُمَارِحُهُ وَلاَ تَعِدْهُ مَوْعِدًا فَتُخْلِفُهُ
Artinya : Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Rosululloh SAW bersabda :” Janganlah engkau memutus perkataan saudaramu (janganlah mengajak berbantah-bantah) dan janganlah memperolok-oloknya, dan janganlah engkau berjanji padanya kemudian engkau tidak memenuhinya.

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
         Artinya : Siapa yang beriman kepada Alloh SWT, dan hari akhir maka muliakanlah tamunya.
         d. Terhadap lawan jenis :
               Bergaul sesuai batas-batas yang telah ditentukan dalam islam dengan tidak melakukan pergaulan bebas.

       e. Terhadap teman sebaya :
               Cara dengan tidak menghina, tidak bercanda yang keterlaluan, tidak memanggil dengan nama / julukan yang jelek, merasakan apabila teman disakiti sama dengan menyakiti diri sendiri, menghindari terjadinya perkelahian, tidak ikut tawuran, tidak ikut melakukan hal-hal yang dilarang agama islam, Seperti : minuman keras, Narkoba, perjudian, dan pergaulan bebas, serta tidak ikut melakukan budaya-budaya yang dilarang oleh agama islam.

d.       Terhadap Non Muslim :
Caranya : dengan menjaga kerukunan umat beragama, tidak mencampur adukkan ajaran agama, saling toleransi serta tidak ikut dalam ibadah agama mereka.

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ اِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَاِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَاِذَا اسْتَنْصَحَكَ
فَانْصَحْ لَهُ وَاِذَا عَطِسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ وَاِذَا مَرِضَ فَعِدْهُ وَاِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Artinya : Hak orang islam terhadap orang islam lain ada 6 (enam)
1.       Apabila bertemu sesama orang islam berilah salam                         ( menebar kedamaian )
2.       Apabila mengundangmu penuhilah  undanganya
3.       Apabila meminta nasihat, nasihatilah
4.       Apabila bersin pujilah Alloh SWT
5.       Apabila sakit jenguklah
6.       Apabila meninggal iringkanlah jenazahnya sampai kekuburan.       ( HR. Bukhory dan Muslim )

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرِ ابْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهمْ اَنَّ رَجُلاً سَئَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَيُّ الْاِسْلَامِ خَيْرٌ ؟ قَالَ : تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرَفْ      ( متفق عليه )
Artinya : Dari Abdullah bin Umar bin Al Ash RA, Seorang laki-laki ditanya : oleh Rosulillah SWT, “ Apa perbuatan yang baik dalam islam jawab Nabi Muhammad SAW, memberi makan dan memberi salam kepada kepada sesamanya baik yang dikenal maupun tidak


6.  AKHLAQ Terhadap Makhluq lain :
         a. Terhadap Fauna ( Binatang )
1.       Jangan menyakiti atau menganiaya binatang yang masih hidup
2.       Apabila disembelih sesuai ketentuan agama, usahakan agar binatang tersebut cepat mati
3.       Senangkanlah binatang seperti dengan memberi makan, atau menghindari bahaya yang akan menimpa binatang tersebut

* Sabda Nabi Muhammad SAW :
قَالَ عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِيْ هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيْهَا النَّارَلاَ هِيَ اَطْعَمَتْهَا
وَسَقَتْهَا اِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا وَلاَ هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ حَشَاشِ الْاَرْضِ
         Artinya : Rosululloh SAW bersabda : “ Seorang perempuan telah disiksa karena kucing yang telah dikurungnya hingga mati, maka ia masuk kedalam neraka, karena ketika ia mengurung tidak diberinya makan dan tidak dilepaskan untuk mencari makan sendiri dari binatang-binatang bumi yang yang menjadi makananya ( HR. Bukhori Muslim )

         b. Terhadap Flora ( tumbuh-tumbuhan )
1.       Jangan merusak tanaman apabila menebang habis sehingga merusak lingkungan atau ekosistem dan pelestarian alam
2.       Usahakan agar tumbuhan tersebut tidak punah, untuk itu dibudayakan usaha penanaman kembali dan pemupukan tanaman                   
3.       Manfaatkanlah tanaman itu sesuai fungsinya, ada yang untuk dimakan, untuk sayuran, untuk obat, untuk hiasan dan lain-lain

* Firman Alloh SWT dalam surat Ar Ruum 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ( الروم 41 )
         Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Alloh SWT merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar), (  QS. Ar Ruum 41 )

         c. Terhadap Alam Lingkungan :
1.       Manfaatkan benda tersebut untuk sebaik-baiknya, artinya betul – betul digunakan untuk kepentingan yang lebih baik
2.       Jangan merusak atau mengotori seperti melakukan coret-coretan, merusak cagar alam, merusak benda – benda yang masih ada manfaatnya, membuang sampah bukan pada tempatnya,  atau melakukan hal-hal yang mubadzir (boros)
3.       Melakukan penghematan misalnya hemat energi, hemat air, hemat listrik, hemat bensin, hemat minyak tanah dan sebagainya

* Firman Alloh SWT dalam surat Al Israa’ 27
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْا اِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا ( الاسراء 27 )
Artinya : “ Sesungguhnya pemboros – pemboros itu adalah saudara – saudara syetan, dan syetan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhanya”    ( QS. Al-Israa’ 27 )


( PUASA  RAMADHAN )
 A.  Ta’rif
Puasa merupakan salah satu rukun islam.  Secara bahasa puasa berarti menahan, baik dari makan ataupun berbicara,

Adapun  secara istilah, puasa berarti menahan dari hal-hal yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari dengan disertai niat.

B.  Dalil disyariatkan puasa ramadhan
Dalil difardhukannya puasa ramadhan adalah firman Allah :
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky­ ãNä3YÏB tök¤9$# çmôJÝÁuŠù=sù ( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 3 ߃̍ムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߃̍ムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçŽÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±n@    

“ Bulan ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur‘an sebagai petunjuk bagi manusiadan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda(antara yang benar dan yang bathil). Karena itu barang siapa diantara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah.” (QS.AL BAQOROH 185)

C.  Hikmah-hikmah dan rahasia puasa serta faedah-faedahnya
1.  Sebagai ungkapan syukur atas nikmat Allah.
2.  Sebagai pembelajaran menjaga amanah.
3.  Sebagai pembeda antara manusia dan hewan.
4.  Sebagai pencegah dari penyakit, baik dzahir maupun batin.
5. Puasa mengandung hikmah kolektif (terutama dalam puasa ramadhan) dimana setiap orang yang menjalankan puasa  baik kaya maupun miskin sama-sama merasakan derita lapar. Hal ini dapat menimbulkan rasa iba dari orang-orang kaya terhadap derita yang dirasakan oleh orang miskin.
6.  Sarana pensucian jiwa.
7.  Mempertinggi aspek spiritual dan meredam gejolak aspek material yang terdapat pada seseorang.
8.  Menghantar pada takwa agar posisinya meningkat dan sejajar dengan orang-orang bertakwa.
D.  Penetapan bulan ramadhan
Ada 6 cara penetapan bulan ramadhan:
1.  Melihat hilal pada malam bulan sya‘ban melalui persaksian.
2.  Menyempurnakan bulan sya‘ban 30 hari ketika sulit melihat hilal disebabkan adanya awan atau tidak adanya orang yang bersumpah di depan seorang qodli bahwa ia telahmelihat hilal.
3.  Sebab tetapnya hilal bagi orang yang tidak melihatnya atas kesaksian orang yang adil.
4.  Sebab pemberitahuan orang yang adil dan terpercaya, baik bisa diterima kejujurannya dalam hati atau tidak.
5.  Menduga masuknya ramadhan berdasarkan ijtihad bagi orang yang ragu-ragu atas datangnya ramadhan.
6, Hisab.

( SYARAT WAJIB PUASA )

A.  Islam
Syarat  wajib  puasa  yang  pertama  adalah  islam.  Sehingga secara  otomatis  orang  kafir  tidak  diwajibkan  berpuasa  karena kekafirannya.  Berbeda  dengan  orang  yang  murtad,  dia  tetap terkena  kewajiban  mengqodho  puasa  karena  sebelumnya  ia sudah masuk islam.

B. Taklif
Yang dimaksud taklif disini adalah seorang muslim yang baligh dan berakal. Maka  tidak wajib berpuasa bagi orang yang  tidak mempunyai  sifat  tersebut,,  karena  keduanya  merupakan  sifat yang harus ada pada seorang mukallaf.

C.  Tidak  adanya  udzur-udzur  yang  dapat  mencegah puasa  atau  udzur  yang  memperbolehkan berbuka.
1.  Udzur-udzur  yang  sifatnya  mencegah  puasa  yang termasuk dalam udzur ini yaitu:
§  Haid dan nifas pada sebagian waktu siang.
§  Epilepsi  dan  gila  pada  seluruh  waktu  siang,  akan tetapi  ketika  keduanya  sembuh  walaupun  hanya sebentar pada waktu itu, maka udzurnya hilang dan ia  wajib  menahan  makan  dan  minum  sampai tenggelamnya matahari.
2.  Udzur yang sifatnya membolehkan untuk berbuka. Yang termasuk dalam udzur ini adalah :
·         Sakit yang menyebabkan kemadhorotan yang sangat bagi  penderita.  Ketika  sakit  tersebut  sangat  parah, hingga sekiranya penderitanya merasa khawatir atas keselamatan  jiwanya  disebabkan  puasa,  maka  ia wajib berbuka.
·         Perjalanan  jauh  yang  diperbolehkan,  yang  berjarak kurang lebih dari  83  km  dan  perjalanan  tersebut menghabiskan waktu satu hari. Adapun ketika pada waktu  pagi  hari  Shoim masih  bermukim,  kemudian  pada pertengahan  hari  ia  melakukan  perjalanan, maka tidak diperbolehkan untuk berbuka.
·         Tidak mampu berpuasa dikarenakan usia yang sudah lanjut  atau  sakit  yang  tidak  dapat  diharapkan kesembuhannya(sakit parah).

D.  Syarat sah puasa.
 1.  Islam
Maka tidak sah puasanya orang kafir asli dan orang yang murtad.
2.  Berakal
Yang  dimaksud  berakal  disini  adalah  tamyiz.  Maka dikecualikan  bagiorang  gila  atau  semisalnya  dan  anak kecil yang belum tamyiz.
3.  Tidak adanya udzur yang dapat mencegah puasa  Seperti haid nifas dan wiladah walaupun hanya segumpal darah atau sepotong daging.
Ketiga syarat diatas harus ada pada seluruh waktu siang hari.  Maka  ketika  salah  satu  syarat  diatas  hilang dipertengahan siang maka puasanya tidak sah.
Mengetahui waktu berpuasa


( RUKUN PUASA )

A. Niat berpuasa
Tempatnya di dalam hati. Niat puasa tidak disyaratkan untuk dilafadkan  sedangkan  pelafadan  hanya  sebagai  pembantu terhadap hati ketika melakukan niat. Hukum melafadkan niat adalah sunah.sedangkan niatnya sebagau berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Syarat niat pada puasa fardhu ada 3 yaitu:
1.  Tabyit
Berniat puasa pada malam hari mulai dari terbenamnya matahari  sampai  terbitnya  fajar,  walaupun  puasanya orang mumayyiz (anak kecil yang sudah tamyiz)
2.  Ta`yin
Yaitu  menentukan  macam  puasa.  Maka  orang  yang berniat puasa secara mutlak maka niatnya tidak sah.
3.  Tikror
Yaitu  mengulang-ulang  niat  pada  setiap  malam  hari sebelum  terbitnya  fajar.  Maka  tidak  mencukupi  niat puasa  satu  kali  untuk  satu  bulan  karena  puasa romadhon  adalah  ibadah  yang  diulang  bukan  untuk satu ibadah.
 
B.  Menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa.
1.  Makan  dan minum  secara  sengaja  walaupun  sedikit. Sedangkan jika lupa tidak membatalkan.
2.   Muntah dengan sengaja.
3.   Masuknya  `ain  (benda  yang  terlihat)  ke  Jauf  dari Manfadz Maftuhah.Yang dimaksuk Jauf adalah otak atau lubang di belakang tenggrokan  yang  sampai  ke  perut  dan  usus  Adapun  yang termasuk manfadz maftuhah ialah, mulut, telinga, qubul, dubur. Sedangkan mata dan pembuluh darah  tidak  termasuk manfadz maftuhah. Maka jika ada `ain yang masuk kedua lubang tersebut puasanya tidak batal. Sedangkan nyamuk,  lalat, dan debu yang masuk  ke  tenggorokan  tidak  membatalkan  puasa  karena  sulit menjaganya.  Begitu juga dengan air liur.
4.   Istimna`.  Yaitu  keluarnya  mani  sebab  ciuman  dan semisalnya.
5.   Haid dan nifas
6.   Bersetubuh  yang  disengaja,  walapun  tidak mengeluarkan mani. Jika lupa maka tidak batal
7.   Gila dan murtad

C. Orang yang berpuasa (shoim).

Kesunahan Dalam Menjalankan Puasa
Adapun kesunaan dalam menjalankan puasa diantaranya:
1.     Sahur  dan  melakukannya  di  akhir  waktu,  selagi  tidak terjadi waktu syak ( keraguan atas terbitnya fajar ),
2.     Menyegerakan berbuka puasa ketika sudah masuk waktu maghrib.
3.     Berbuka  terlebih  dahulu  sebelum  melakukan  shalat maghrib. , Jika seseorang tidak khawatir akan tertinggal jama‘ah atau takbiratul ikhram.
4.     Berbuka puasa dengan memakan buah kurma. Sebab hal inii diperintahkan dalam hadist. Dan yang lebih sempurna memakan tiga buah. Kalau tidak bisa mendapatkan buah kurma, maka yang disunahkan berbuka dengan beberapa teguk air, sekalipun berupa air Zamzam.
5.     Membaca do‘a berbuka puasa sebelum berbuka.
6.     Mandi jinabat ketika berhadas besar sebelum terbit fajar, agar tidak terjadi masuknya air ke jauf semacam telinga atau dubur.
7.     Meninggalkan perkataan yang kotor.
8.     Memperbanyak shadaqah, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, memperbanyak bacaan Alqur‘an selain bila  berada  dalam  kamar  kecil,  sekalipun  di  tengah pejalanan.  Waktu  siang  yang  paling  utama  untuk membaca Alqur‘an adalah  setelah  subuh,  sedang untuk malam adalah waktu  sahur, waktu antara maghrib dan isya.
9.     Berbuat  baik  pada  tetangga    dan  kerabat,  karena mengikuti tindak Nabi SAW.
10.   Tidak memakai celak mata.
11.      Menghindari makanan  yang  syubhat, dan menahan  diri dari  menuruti kehendak hawa nafsu yang mubah, baik berupa  suara,  pandangan mata, menyentuh  bau-bauan atau menyentuhnya.
12.   Memperbanyak  mengerjakan  ibadah  dan  i‘tikaf  karena mengikuti  tindak  Nabi  SAW,  terutama  pada  10  hari terakhir.


#### Walloohu A’lam Bish Showaabb ####