DAFTAR ISI
Daftar Isi
..................................................................................................... 1 i
Materi Pondok Romadhon SMPN 01 Ponggok ............................................ 2
MATERI PRAKTEK IBADAH ( ILMU FIQH
)
A. Thaharah ( Bersuci ).................................................. 3
B. Wudhu
..................................................................... 4
C. Tayamum ................................................................. 5
D. Mandi………………………………………...…….… 5
F. Sholat……………………………………………….… 6
G. Sholat Taraweh………………………………………. 9
H. Sholat Witir…………………………………………... 9
I. I’tikaf……………………………………………….… 10
MATERI RISALATUL MAHID
A. Ketentuan Haid, Nifas dan Istihadhoh……………… 10
MATERI BUDI PEKERTI ( ILMU AKHLAQ )
A. Akhlaq kepada ALLOH
SWT…………………...…… 11
B. Akhlaq terhadap
Ibu Bapak…………………….…….. 13
C. Akhlaq terhadap
diri sendiri……………………….…. 15
D. Akhlaq terhadap Guru…………………...………...…. 16
E. Akhlaq terhadap Orang
Lain…………………..……... 16
F. Akhlaq terhadap Mahluk
Lain…………………..….… 19
MATERI PUASA RAMADHAN
A. Puasa Ramadhan…………………………...………… 20
B. Syarat Puasa Ramadhan……………………..….……. 21
C. Rukun Puasa Ramadhan………………………….….. 22
MATERI PONDOK ROMADHON SMPN 1 PONGGOK
A. MATERI PRAKTEK IBADAH ( ILMU
FIQH )
1.
Tujuan :
Ø Santri dapat
memahami dan mengamalkan rukun Islam, Santri memahami cara bersuci,
melaksanakan sholat wajib, berjama’ah, masbuk, jama’ qoshor.
Ø Santri mampu
untuk mempraktekkan pengurusan jenzah.
Ø Santri
memahami ketentuan Haidz, Nifas, Istihadhoh
Tujuan Khusus :
Ø Thaharah (
Bersuci )
Ø Melaksanakan
wudhu dengan benar,
Ø Menjelaskan
tata cara dan ketentuan wudhu,
Ø Mempraktekkan
tayamum,
Ø Menjelaskan
tatacara/ketentuan mandi hadats kecil / besar,
Ø Mempraktekkan
sholat wajib,
Ø Menjelaskan
tata cara dan ketentuan sholat wajib,
Ø Menjelaskan
tata cara dan ketentuan sholat jama’ah,
Ø Memperagakan
sholat jenazah,
Ø Memahami
ketentuan – ketentuan Haid, Nifas, Istihadhoh
2.
Materi Pokok :
Ø Definisi
Thaharah
Ø Ketentuan
wudhu,
Ø Praktek
wudhu,
Ø Ketentuan
tayamum,
Ø Praktek
tayamum
Ø Ketentuan
mandi hadats kecil dan hadats besar,
Ø Ketentuan
sholat wajib,
Ø Praktek
sholat wajib,
Ø Ketentuan
puasa
Ø Ketentuan
Haid, Nifas, Istihadhoh
3.
Uraian Materi :
( THAHARAH )
v Definisi
Thaharah ( Bersuci )
Thaharah menurut bahasa berarti bersih, menurut
syara’ ialah mengerjakan sesuatu yang menyebabkan sesorang dapat mengerjakan
shalat dan semisalnya.
Cara bersuci dari hadats adalah dengan mengerjakan
wudlu, mandi dan tayammum, sedangkan cara bersuci dari najis adalah dengan
menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian.
Macam-macam
air:
Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah air
yang bersih (suci yang mensucikan), yaitu air yang turun dari langit atau
bersumber dari bumi yang tidak terkena najis dan belum di pakai untuk bersuci.
Ditinjau dari segi sumbernya, air terbagi menjadi
tujuh :
1.
Air hujan
2.
Air sumur
3.
Air laut
4.
Air sungai
|
5.
Air salju
6.
Air telaga
7.
Air embun
|
Sedangkan ditinjau dari segi hukumnya, air terbagi
manjadi 4 (empat) kategori :
1.
Air suci mensucikan,
yaitu air muthlak.
Artinya
air yang masih murni dan statusnya tidak di pengaruhi oleh hal apapun selain
pengaruh tempat seperti contoh air yang disebutkan diatas.
Air
suci dan dapat mensucikan, tetapi makruh di gunakan pada badan semisal air musyammas.
Air musyammas
adalah air panas akibat sengatan matahari di dalam bejana yang terbuat dari
logam selain emas dan perak, dan berada di daerah yang panas seperti yaman saat
kemarau.
2.
Air suci tetapi tidak
dapat mensucikan seperti :
*Air
musta’mal, yaitu air yang telah di gunakan untuk mensucikan hadats atau
menghilangkan najis, selama warna, rasa dan baunya tidak berubah, serta volume
airnya tidak bertambah.
*Air
yang telah berubah salah satu sifatnya, dikarenakan bercampur (bersenyawa )
dengan benda suci lainya, dengan perubahan yang dapat mempengaruhi nama dan
statusnya, semisal kopi, teh dan lain-lain.
4. Air
mutanajjis :
Yaitu
air yang terkena najis (kemasukan najis), sedang volumenya kurang dari dua
qullah, baik terjadi perubahan pada sifat-sifat air tersebut atau tidak,
ataupun mencapai dua qullah, namun air tesebut mengalami perubahan, maka sah
digunakan untuk bersuci.
Ada
satu macam air lagi yaitu air yang suci dan mensucikan tetapi haram memakainya,
yaitu air yang diperoleh dari ghasab atau mencuri, mengambil tanpa izin.
( WUDHU )
Wudhu adalah
salah satu bentuk bersuci guna membersihkan diri dari hadats kecil dan sebagai
salah satu syarat syahnya sholat.
Ketentuan
wudhu
Beberapa
ketentuan wudhu yang harus diperhatikan diantaranya rukun wudhu, sunnah wudhu
dan yang membatalkan wudhu
a. Rukun wudhu : ada 6 ( enam )
1.
Niat ketika membasuh juz
dari wajah
2.
Membasuh kesemuanya
wajah
3.
Membasuh tangan kedua
sampai siku
4.
Mengusap sebagaian
kepala / rambut kepala
5.
Membasuh kedua kaki
sampai mata kaki
6.
Berurutan ( tertib )
b. Sunnat – sunnat wudhu : ada 10 ( sepuluh )
1.
Membaca basmalah
2.
Membasuh kedua telapak
tangan s-d pergelangan tangan
3.
Berkumur – kumur
4.
Memasukkan air /
membersihkan lubang hidung
5.
Membasuh kesemuanya
kepala / rambut kepala
6.
Menyapu/Membersihkan
kedua telinga luar dan dalam
7.
Menyapu / Meratakan
rambut dagu
8.
Membersihkan sela – sela
jari kedua kaki dan tangan
9.
Mendahulukan anggota
yang kanan dari yang kiri
10.
Membasuh tiap – tiap
anggota 3 kali
c.
Perkara yang membatalkan wudhu : ada 5 ( lima )
1.
Sesuatu yang keluar dari
jalan dua
2.
Tidur yang tidak
meletakan pantat pada tempat duduk
3.
Hilangnya akal
4.
Bersentuhanya lain jenis
yang bukan mahromnya
5.
Menyentuh alat kelamin
dengan batinya telapak Tangan
( TAYAMUM )
Tayamum adalah
mendatangkan debu yang suci kepada wajah dan kedua tangan sampai siku-siku
sebagai ganti dari wudhu dan mandi atau
membasuh anggota
Ketentuan tayamum
Beberapa
ketentuan dalam tayamum yang harus diperhatikan diantaranya rukun tayamum,
sunnat – sunnat tayamum dan yang membatalkan tayamum
a. Syarat – syarat
tayamum : ada 5 ( lima )
1.
Sebab bepergian atau
sakit
2.
Sudah masuk waktunya
sholat
3.
Tidak ada air
4.
Udzur karena tidak dapat
memakai air
5.
Memakai debu yang suci
b.
Fardhunya tayamum : ada 4 ( empat )
1.
Niat
2.
Menyapu atau mengusap
wajah
3.
Menyapu atau mengusap
kedua tangan sampai siku
4.
Berurutan ( tertib )
c.
Sunnat – sunnat tayamum : ada 3 ( tiga )
1.
Membaca basmalah
2.
Mendahulukan anggota
yang kanan dari yang kiri
3.
Berurutan ( muwalah )
d. Perkara yang membatalkan tayamum ada 3 ( tiga )
1.
Tiap – tiap perkara yang
membatalkan wudhu
2.
Mengetahui adanya air
3.
Murtad
(
MANDI )
Mandi adalah
meratakan atau mengalirkan air keseluruh anggota badan dengan niat.
Adapun niatnya yaitu :
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ
لِلّٰهِ تَعَالٰى
Ketentuan mandi
Beberapa
ketentuan dalam mandi yang harus diperhatikan diantaranya wajib mandi, fardhu mandi
a.
Perkara- perkara yang mewajibkan mandi : ada 6 ( enam
1.
Bersetubuh
2.
Keluarnya sperma (air many)
3.
Meninggal dunia
4.
Haid
5.
Nifas
6.
Istihadhoh
b.
Fardhunya mandi : ada 3 (tiga )
1.
Niat
2.
Menghilangkan najis
3.
Meratakan / mengalirkan
air pada seluruh rambut dan kulit
( SHOLAT
)
Sholat adalah
bacaan dan pekerjaan yang diawali dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan
bacaan salam dengan syarat – syarat tertentu.
Ketentuan Sholat
Beberapa
ketentuan dalam sholat yang harus diperhatikan diantaranya syarat sholat, rukun
sholat, sunnat- sunnat sholat dan yang membatalkan sholat.
A.
Syarat syahnya sholat :
ada 5 ( lima )
1.
Suci dari hadats kecil
dan besar serta suci dari najis
2.
Menutupi aurot
3.
Berdiri pada tempat yang
suci
4.
Mengetahui sudah masuk
waktunya sholat
5.
Menghadap arah kiblat
B.
Rukun sholat : ada 18 (
delapan belas )
1.
Niat
2.
Berdiri bila mampu
3.
Takbirotul ikhrom
4.
Membaca surat al fatihah
5.
Ruku’
6.
Tuma’ninah dalam ruku’
7.
I’tidal
8.
Tuma’ninah dalam I’tidal
9.
Sujud
10.
Tuma’ninah dalam sujud
11.
Duduk diantara dua sujud
12.
Tuma’ninah dalam duduk
diantara dua sujud
13.
Duduk akhir
14.
Membaca Tahiyat
15.
Membaca sholawat
16.
Salam yang pertama
17.
Niat keluar dari sholat
18.
Berurutan ( tertib )
C.
Perkara yang disunnahkan
ketika melakukan sholat wajib
Ø
Sunnat sebelum melakukan
sholat wajib ada 2 ( dua ) :
1.
Adzan
2.
Iqomat
Ø
Sunnat ab’ad dalam
melakukan sholat : ada 2 ( dua )
1.
Do’a qunut pada rakaat
kedua sholat subuh
2.
Do’a qunut pada akhir
sholat witir dalam separuh yang kedua bulan romadlon
Ø
Sunnat hai’ah dalam
melakukan sholat : ada 15 (lima belas)
1.
Mengangkat kedua tangan
ketika takbirotul ihrom, ruku’ dan bangun dari ruku’
2.
Meletakkan tangan kanan
pada tangan kiri
3.
Membaca do’a iftitah
4.
Membaca ta’awudz
5.
Mengerasklan suara
bacaan pada waktunya
6.
Mengecilkan suara bacaan
pada waktunya
7.
Membaca amin
8.
Membaca surat – surat al
qur’an setelah fatihah
9.
Takbir – takbir ketika
ganti rukun fi’li
10.
Membaca Sami’Allohu
liman hamidahdari ruku’
11.
Membaca tasbih waktu
sujud dan ruku’
12.
Meletakkan kedua tangan
diatas paha ketika duduk
13.
Duduk Iftirosh pada
semua duduk
14.
Duduk tawarruk pada
duduk ahir
15.
Salam yang kedua
D.
Perkara yang membatalkan
sholat : ada 11 ( sebelas )
1.
Sengaja berbicara
2.
Bergerak yang banyak
3.
Hadats
4.
Datangya najis
5.
Terbuka aurot
6.
Merubah niat
7.
Membelakangi arah kiblat
8.
Makan
9.
Minum
10.
Muntah – muntah
11.
Murtad.
Ketentuan Sholat Berjama’ah
Beberapa
ketentuan dalam sholat berjama’ah yang harus diperhatikan diantaranya :
a.
Hukumnya sholat
berjama’ah selain sholat jum’at menurut
Imam Rofi’ie sunnah mu’akkad, menurut Imam Nawawi fardhu kifayah
b.
Hukumnya berjama’ah
sholat jum’at adalah fardhu ‘ain
c.
Bagi ma’mum diwajibkan
niat jadi ma’mum sholat
d.
Bagi imam tidak wajib
niyat jadi imam sholat kecuali menjadi imam sholat jum’at
e.
Boleh bagi orang merdeka
ma’mum dengan buda’
f.
Boleh bagi orang baligh
ma’mum dengan muroheq
g.
Tidak boleh orang
lakilaki ma’mum dng. orang perempuan
h.
Tidak boleh orang khunsa
ma’mum dng orang perempuan
i.
Ma’mum mengetahui gerak
gerik sholatnya imam
j.
Ma’mum berada satu
tempat dengan imam
k.
Ma’mum tidak boleh
mendahului / lebih depan dari imam
l.
Sama sholatnya ma’mum
dengan imam
Sholat Janazah
a.
Syarat – syarat sholat
jenazah :
1.
Sholat jenazah sama
halnya dengan sholat yang lain, yaitu harus menutup aurot suci dari hadats
besar dan kecil,suci pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat
2.
Mayit sudah dimandikan
dan dikafani
3.
Letak mayit sebelah
kiblat orang yang mensholatinya, kecuali sholat ghoib
b.
Cara mengerjakan sholat
jenazah :
1.
Niat
2.
Takbir sebanyak 4 kali
termasuk takbirotul ihrom
3.
Setelah takbir pertama
membaca surat al fatihah
4.
Setelah takbir kedua
membaca sholawat
5.
Setelah takbir ketiga
membaca do’a
6.
Setelah takbir keempat
membaca do’a terus salam
( SHOLAT TARAWEH )
1
Sholat
Taraweh 20 rakaat , setiap dua rakaat salam (dua salam)
2
Niyat sholat
taraweh :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ
الْقِبْلَةِ اِمَامًا : مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالىٰ
3
Do’a sholat
taraweh :
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, اَلَّلهُمَّ اجْعَلْنَا
بِالْاِيْمَانِ كَامِلِيْنَ وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ
وَلِلزَّكَاتِ فَاعِلِيْنَ وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ وَبِالْهُدَى
مُتَمَسِّكِيْنَ وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ وَلِلْأَخِرَةِ
رَاغِبِيْنَ وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ وَعَلَي الْبَلَاءِ
صَابِرِيْنَ وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ وَاِلَى الْجَنَّةِ
دَاخِلِيْنَ وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ
وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ أَكِلِيْنَ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرِقٍ وَدِيْبَاجٍ
مُتَلَبِّسِيْنَ وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى
شَارِبِيْنَ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ
اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ
وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّرِيْفَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ
الْمَقْبُوْلِيْنَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ وَالْجَمْدُ
لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
( SHOLAT
WITIR )
1.
Sholat Witir
paling sedikit 1 (satu) rakaat dan
paling banyak 11 rakaat, setiap dua
rakaat salam (dua salam)
2.
Niyat sholat
witir :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
إِمَامًا : مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالٰى
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
إِمَامًا : مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالٰى
3.
Yang di baca
setelah sholat witir :
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ3 x
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ 3
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّيْ 2x
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ يَا
كَرِيْمُ1 x
4.
Do’a sesudah
sholat witir :
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ
مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَبِكَ مِنْكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاء عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَا اَثْنَيْتَ
عَلَى نَفْسِكَ, اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا
وُضُوْءَنَا وَصَلاَتَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقِيَامَنَا وَقُعُوْدَنَا
وَتَسْبِيْحَنَا وَتَحْمِيْدَنَا وَتَهْلِيْلَنَا وَتَكْبِيْرَنَا وَتَشَهُّدَنَا
وَقِرَائَتَنَا وَخُشُوْعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَلاَ تَضْرِبْ بِهَا وُجُوْهَنَا يَا
اِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ, اَللَّهُمَّ بِمَا قَسَمْتَ لَنَا
فِىيْ هَذِهِ الَّليْلَةِ الشَّرِيْفَةِ مِنْ كُلِّ رَأْفَةٍ وَرَحْمَةٍ أَعْتِقْ
رِقَابَنَا وَرِقَابَ أَبَائِنَا وَرِقَابَ أُمَّهَاتِنَا وَرِقَابَ أَجْدَادِنَا
وَرِقَابَ جَدَّاتِنَا وَرِقَابَ مَنْ قَبْلَنَا وَمَنْ بَعْدَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
( I’TIKAF )
1.
Niyat sholat
takhiyat masjid :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالٰى
2.
Niyat I’tikaf
dalam masjid :
نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالٰى
( MATERI RISALATUL MAHID )
Ketentuan Haid, Nifas dan
Istihadhoh :
a.
Haid adalah : darah yang
keluar dari farji seorang perempuan dalam keadaan sehat pada usia haid
(sembilan tahun atau lebih ) dan tidak akibat habis melahirkan
b.
Nifas adalah : Darah
yang keluar dari farji setelah melahirkan
c.
Istihadhoh adalah :
Darah yang keluar pada hari selain hari haid dan nifas dan dalam kondisi tidak
sehat
d.
Masa keluarnya darah
haid paling sedikit selama sehari semalam ( 24 jam ) dan paling lama 15 ( lima belas )
hari dan biasaanya 6 atau 7 hari
e.
Masa keluarnya darah
nifas paling sedikit setetes ( waktu yang sebentar ) dan paling lama 60 ( enam
puluh ) hari dan biasaanya 40 hari
f.
Sifat darah haidl ada 5
macam:
1.
Hitam (warna ini paling
kuat)
2.
Merah
3.
Abu abu (antara kuning
dan merah)
4.
Kuning
5.
Keruh (antara kuning dan
putih)
g.
Sedangkan sifat darah
selain warna ada 4 macam :
1.
Kental 2. Berbau (bacin)
3.
Kental sekaligus berbau
4.
Tidak kental dan tidak
berbau
h.
Yang diharamkan bagi
orang haid dan nifas : ada 15 (delapan)
1.
Sholat (tidak wajib
qodlo’ bahkan haram)
2.
Sujud syukur
3.
Sujud Tilawah
4.
Puasa (tetapi wajib
qodlo’ (Romadlon)
5.
I’tikaf (diam dalam
masjid)
6.
Membac al qur’an
7.
Menyentuh dan Membawa Al Qur’an
8.
Menulis Al qur’an
(menurut satu pendapat)
9.
Bersuci
10. Mendatangi orang sakratul Maut
11. Di jatuhi thalaq
12. Masuk masjid bila menghawatirkan menajisi
13. Thowaf
14. Bersetubuh
15. Bercumbu diantara pusar dan lutut
MATERI BUDI PAKERTI ( ILMU AHLAQ )
1.
Materi Pokok
1.1.
Akhlaq kepada Alloh SWT
1.2.
Akhlaq terhadap Ibu Bapak
1.3.
Akhlaq terhadap diri sendiri
1.4.
Akhlaq terhadap guru
1.5.
Akhlaq terhadap orang lain
1.6.
Akhlaq terhadap mahluk lain
2. Uraian Materi
1. AKHLAQ Kepada
Alloh SWT
v Pengertian
Akhlaq kepada Alloh SWT adalah perilaku seorang manusia untuk senantiasa melaksanakan
perintah Alloh SWT dan menjahui segala larangan Alloh SWT bentuknya adalah :
IKHLAS
Arti Ikhlas menurut bahasa adalah
Suci atau Bersih, menurut istilah mengerjakan amal ibadah semata-mata mengharap
keridhoan Alloh SWT
Dalilnya antara lain surat Al Bayyinah ayat 5
وَمَا أُمِرُوْا اِلاَّ لِيَعْبُدُوا
اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ وَذَلِكَ
دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
Artinya : “ Dan mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Alloh SWT secara ikhlas (dengan memurnikan
keta’atan kepadanya) dalam menjalankan agama ( Islam ) dengan lurus “
Sabda Nabi Muhammad SAW :
اَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْماَناً اَحْسَنُهُمْ خُلُقاً (رواه احمد)
Artinya
: “ Orang mu’min yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi
pekertinya “
TAWAKKAL
Mengerjakan
sesuatu harus berserah diri kepada Alloh SWT
Firman Alloh SWT dalam surat Ali
Imron 159 :
$yJÎ6sù 7pyJômu
z`ÏiB
«!$# |MZÏ9 öNßgs9
(
öqs9ur |MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$#
(#qÒxÿR]w ô`ÏB
y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù
öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur
öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ÍöDF{$#
(
#sÎ*sù
|MøBztã ö@©.uqtGsù
n?tã
«!$# 4 ¨bÎ)
©!$# =Ïtä
tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$#
Artinya
: “ Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh SWT
sesungguhnya Alloh SWT menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya"
SYUKUR NIKMAT
Firman
Alloh SWT
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ( ابراهيم )
Artinya : “ Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ( ni’mat ) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni’mat) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.
Sabda Nabi Muhammad SAW :
وَعَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اُنْظُرُوْا اِلَى مَنْ هُوَ اَسْفَلُ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا
اِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ اَجْدَرُ
اَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ ( متّفق
عليه )
Artinya : Abu Huroiroh RA. Ia
berkata : Rosululloh SAW. Bersabda : “ Lihatlah olehmu orang yang lebih rendah
dari padamu, dan janganlah melihat orang yang diatasmu, demikian itu lebih
pantas supaya kamu tidak merendahkan ( menganggap sepi ) akan ni’mat Alloh SWT
yang diberikan kepadamu “
Sabda Nabi Muhammad SAW :
وَعَنْ اَبِيْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ اَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَعَهُ
اللهُ بِهَا إِيَّاهُ ( رواه مسلم )
Artinya : “ Dari Abdulloh bin
Umar RA. Sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda :” Sesungguhnya berbahagialah
orang yang masuk islam, dan diberi rizki cukup, lalu merasa cukup ( menerima / rela ) terhadap apa-apa yang
diberikan Alloh SWT kepadanya ( Riwayat Muslim )
MALU / HAYA’
Sabda
Nabi Muhammad SAW :
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اِنَّ مِمَّا اَدْرَكَ النَّاسُ
مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الْاُوْلَى اِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ (رواه
البخاري)
Artinya : Sesungguhnya diantara
yang dapat dimengerti oleh manusia dari sabda para Nabi dahulu ialah : apabila
engkau tidak tahu malu , berbuatlah sekehendak hatimu (HR. Bukhory)
Sabda Nabi Muhammad SAW
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اَلْحَيَاءُ مِنَ الْاِيْمَانِ
Artinya : Dari Ibnu Umar RA ia
berkata : Rosululloh SAW , bersabda : “ Malu itu sebagaian daripada Iman “
(Mutafaq Alaih)
2.
AKHLAQ Terhadap Ibu
Bapak
Akhlaq yang baik terhadap Ibu
Bapak disebut juga Birrul Walidain, dan durhaka terhadap Ibu Bapak disebut
Uququl Walidain juga termasuk diantara dosa besar yang amat besar sesudah
Syirik kepada Alloh SWT
* Firman Alloh SWT dalam surat Al
Isro’ ayat 23
وَقَضَى رَبُّكَ اَلاَّ
تَعْبُدُوْا اِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ
الْكِبَرَ اَحَدُهُمَا
اَوْكِلَاهُمَا فَلاَ
تَقُلْ لَهُمَا اُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا ( الإسراء
23 )
Artinya : Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dan jika salah seorang diantara keduanya sampai
lanjut usia, maka jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia
* Sabda Nabi Muhammad SAW
وَعَنْ اَبِيْ عَبْدِ
اللهِ ابْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رِضَى اللهِ فِىيْ
رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذى
)
Artinya : Dari Abdulloh bin Ibnu
Ash RA dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda :” Keridhaan Alloh SWT itu
(tergantung) pada
keridhaan Ibu Bapak, dan murka
Alloh SWT itu (tergantung) pada kemurkaan Ibu Bapak ( dikeluarkan oleh At
Turmudzi )
* Sabda Nabi Muhammad SAW
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
مِنَ الْكَبَائِرِ
شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ قِيْلَ وَهَلْ يَسُبُّ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ ؟ قَالَ
نَعَمْ
يَسُبُّ اَبَا الرَّجُلِ
فَيَسُبُّ الرَّجُلُ اَبَاهُ وَيَسُبُّ اُمَّهُ فَيَسُبُّ اُمَّهُ ( متفق عليه )
Artinya : Dari Abdullah bin Amr
bin Ash RA bahwasanya Rosululloh SAW bersabda :” Diantara dosa – dosa besar itu
adalah : Orang mencaci Ibu Bapaknya, Seorang ( Sahabat ) bertanya : apakah
mungkin orang memaki Ibu Bapaknya ?
Beliau bersabda : Benar, ia memaki Bapak orang lain, maka orang itu
membalas memaki Bapaknya, dan ia memaki ibu orang lain, maka orang itu membalas
memaki Ibunya”
* Sabda Nabi Muhammad SAW
جَاءَ رَجُلٌ اِلَى
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! مَنْ
اَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ ؟ قَالَ : اُمُّكَ
قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ: اُمُّكَ
قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ: اُمُّكَ
قَالَ ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : اَبُوْكَ ( روا ه البخارى )
Artinya : Seorang laki – laki
dating menghadap Nabi Muhammad SAW, seraya bertanya : “ Ya Rosululloh !
Siapakah gerangan orang yang patut aku perlakukan dengan baik ? Jawab Nabi :
Ibumu ! Tanya orang itu pula : Siapa
lagi ? Jawab Nabi : Ibumu ! Tanya orang
itu pula : Siapa lagi ? Jawab Nabi : Ibumu ! Tanya orang itu pula : Siapa lagi
? Jawab Nabi : Kemudian Bapakmu
Apabila Ibu Bapak atau salah
seorang dari keduanya masih hidup dapat dilakukan :
a.
Mematuhi perintahnya ( Kecuali yang ma’siyat )
b.
Berbicara yang lemah lembut ( Sopan )
c.
Mendo’akan mereka
d.
Membantu kebutuhan terutama apabila sudah tua
e.
Memohon restu atas keputusan atau pekerja’an yang
akan kita laksanakan
Apabila Ibu Bapak atau salah
seorang dari keduanya sudah meninggal dapat dilakukan :
a. Menyelenggarakan
jenazahnya
b. Mendo’akan
dan memohon diterima semua amal baiknya
dan diampuni semua dosa dan amal jeleknya
c. Melaksanakan
Wasiyatnya, menyelesaikan hutang – hutangnya,
d. Melanjutkan
perjuangan baiknya
e. Menghormati
dan bersilaturrohmi Famili / Teman / Sahabat dari Ibu Bapak yang masih hidup
Doa untuk kedua Orang Tua :
اَللَّهُـمَّ إغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانَا صِغَارًا اَللَّهُمَّ طَوِّلْ عُـمُوْرَهُمَا وَصَحِّحْ اَبْدَانَهُمَا
وَوَسِّعْ أَرْزَاقَهُمَا وَأَصْلِحْ ذَاتَهُمَا اَللَّهُمَّ اجْعَـلْ أَوْلاَدَهُمَا
وَذُرِّيَّاتِهِمَا عُـلَمَاءَ صَالِحًا مَغْـفُوْرًا مَرْحُوْمًا بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya : Ya Alloh Ya Tuhan kami
ampunilah kedua orang tua kami dan kasihanilah keduanya sebagaimana keduanya
mengasihani kami diwaktu kecil, Ya Alloh Ya Tuhan kami berilah panjang usianya
dan berilah kesehatan diri keduanya dan lapangkan rizkinya dan berikan kebaikan
dirinya, Ya Alloh Ya Tuhan kami jadikanlah anak-anak dan keturunan kedua orang
tua kami, menjadi Ulama yang sholeh diampuni, kasih sayang dengan kasih sayangMu.
3.
AKHLAQ terhadap
diri sendiri
a.
Pembiasaan hidup secara islami
Caranya : dalam semua kegiatan
sehari – hari dimulai dengan niyat mencari
ridho Alloh SWT dan dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, misalnya :
1.
Membaca do’a ketika akan dan selesai melakukan
suatu amal sholeh
2.
Masuk dan keluar kesuatu tempat dengan mendahulukan
kaki kanan, keluar kaki kiri dan membaca do’a, kecuali masuk dan keluar MCK
dengan mendahulukan kaki kiri, keluar kaki kanan dan membaca do’a
3.
Rapi, disiplin semua hal yang positif, Bersuci
termasuk berwudhu
4.
Membiasakan hidup baik kepada siapapun sopan dalam
berbuat dan santun dalam berbahasa atau bertutur kata
* Sabda Nabi Muhammad SAW
اطْلُبُوا الْحَوَائِجَ بِعِزَّةِ النَّفْسِ, فَإِنَّ الْأُمُوْرَ
تَجْرِيْ بِالْمَقَادِرِ ( رواه ابن عساكر )
Artinya
: Carilah segala keperluan hidupmu dengan menjaga kehormatan diri, karena
segala sesuatu itu berlaku taqdir Alloh SWT ( ada ukuran dan
ketentuan-ketentuanya )
* Sabda Nabi Muhammad SAW
مَا اَكَلَ اَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ اَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَاَنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ( رواه البخارى )
Artinya
: Tidak ada yang lebih baik selain makan dari hasil usahanya sendiri, Nabi Daud
pun makan dari hasil usahanya sendiri
Semua
perbuatan kita sehari-hari harus Ikhlas, semua perbuatan itu Ibadah karena
Alloh SWT, bukan karena minta dipuji orang dan semua nikmat yang telah
diberikan harus kita syukuri, di samping itu kita malu mengerjakan sesuatu yang
bertentangan dengan agama, budaya dan sebagainya,
4. AKHLAQ Terhadap Guru :
Guru adalah orang tua bagi kita
yang tata cara hormat kepada guru sama dengan hormat kepada kedua orang tua
kita. Contah
1.
Melaksanakan perintah dengan baik dan apa bila ada
halangan memberikan alasan dengan baik dan hormat
2.
Melaksanakan pendekatan ( Sowan ), mau bertanya,
bertutur kata yang sopan.
3.
Berusaha mendapat ridhonya, Menghindari
kemurkaannya dan patuh kepadanya selain dalam perbuatan maksiat kepada Alloh
SWT.
4.
Menghormati anak-anaknya dan orang yang mempunyai
hubungan denganya.
5.
Tidak kencan berjalan didepannya, tidak duduk
ditempatnya, tidak memperbanyak omongan di sisinya ketika ia sudah bosan
*
Firman Alloh SWT dalam surat An-Nahl 43
فَاسْئَلُوْا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ) النحل (
Artinya
: “ Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengerti ( QS. An-Nahl : 43 )
*
Berkata Sayyidina Ali Bin Abi Tholib RA,
اَنَا عَبْدُ مَنْ
عَلَّمَنِيْ حَرْفًا وَاحِدًا اِنْ شَاءَ بَاعَ وَاِنْ شَاءَ اَعْتَقَ وَاِنْ شَاءَ
اِسْتَرَقَّ
Artinya
: “Aku adalah hamba sahaya bagi orang yang mengajarku, walaupun satu huruf
saja. Bila ia bermaksud menjualku, maka ia esa menjualku. Bila ia bermaksud
memerdekakanku, maka ia esa memerdekakanku dan Bila ia bermasud memperbudakku,
maka ia esa memperbudakku
فَاِنَّ مَنْ عَلَّمَكَ حَرْفًا مِمَّا تَحْتَاجُ اِلَيْهِ
فِي الدِّيْنِ فَهُوَ اَبُوْكَ فِي الدِّيْنِ
Artinya
: Sesungguhnya orang yang mengajarimu satu huruf yang kamu butuhkan dalam
urusan agamamu, maka ia merupakan Orang tuamu dalam kehidupan agama.
5. AKHLAQ terhadap orang lain / tetangga :
a. Terhadap kakak, adik, keluarga atau siapa saja.
Caranya dengan menempatkan diri kita dan berlaku wajar terhadap mereka sesuai
dengan tuntunan Islam.
b. Terhadap
tetangga, dengan cara menghormati tetangga, saling menegur sapa dan tidak
menyakiti hati tetangga
c. Hak
orang islam terhadap orang islam
* Sabda Nabi Muhammad SAW :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَحَبُّ الْعِبَادِ اِلَى اللهِ تَعَالَى
اَنْفَعُ النَّاسِ لِلنَّاسِ وَ اَفْضَلُ الْاَعْمَالِ اِدْخَالُ
السُّرُوْرِ عَلىَ قَلْبِ الْمُؤْمِنِ
Artinya : Rosululloh SAW bersabda : Para hamba
yang paling dicintai oleh Alloh SWT, yaitu yang berguna / bermanfaat bagi
dirinya dan berguna / bermanfaat bagi yang lain sesame manusia, Amal perbuatan
yang paling utama / mulya bagi Alloh SWT, yaitu memberikan kebahagiaan terhadap
hati orang iman.
* Sabda Nabi
Muhammad SAW :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَصْلَتَانِ
لاَ شَيْئَ اَفْضَلُ مِنْهُمَا
الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ لِلْمُسْلِمِيْنَ
Artinya :Rosululloh SAW bersabda : Tidak ada
sesuatu yang lebih utama / mulya kecuali Dua perbuatan / Amal yaitu : 1. Iman
kepada Alloh SWT, 2. Hidupnya berguna / bermanfaat bagi sesama orang islam
* Sabda Nabi Muhammad SAW :
وَعَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النًّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ : وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ
لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبُّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ ( متّفق عليه )
Artinya : “ Dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW,
bahwasanya beliau bersabda : Demi jiwaku pada tanganNya (demi Alloh), tidak
beriman seorang hamba sehingga ia mencintai tetangganya atau saudaranya ( sesama
muslim ) seperti mencintai dirinya sendiri ( Muttafaq Alaih )
* Sabda Nabi
Muhammad SAW :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ
جَارَهُ
Artinya : Siapa yang beriman dengan Alloh SWT, dan
hari akhir maka hendaklah ia menghormati tetangganya.
* Sabda Nabi
Muhammad SAW :
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا تُمَارِ اَخَاكَ وَلاَ تُمَارِحُهُ وَلاَ تَعِدْهُ مَوْعِدًا
فَتُخْلِفُهُ
Artinya : Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata :
Rosululloh SAW bersabda :” Janganlah engkau memutus perkataan saudaramu
(janganlah mengajak berbantah-bantah) dan janganlah memperolok-oloknya, dan
janganlah engkau berjanji padanya kemudian engkau tidak memenuhinya.
* Sabda Nabi Muhammad SAW :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ
Artinya
: Siapa yang beriman kepada Alloh SWT, dan hari akhir maka muliakanlah tamunya.
d.
Terhadap lawan jenis :
Bergaul
sesuai batas-batas yang telah ditentukan dalam islam dengan tidak melakukan
pergaulan bebas.
e. Terhadap teman sebaya :
Cara
dengan tidak menghina, tidak bercanda yang keterlaluan, tidak memanggil dengan
nama / julukan yang jelek, merasakan apabila teman disakiti sama dengan
menyakiti diri sendiri, menghindari terjadinya perkelahian, tidak ikut tawuran,
tidak ikut melakukan hal-hal yang dilarang agama islam, Seperti : minuman
keras, Narkoba, perjudian, dan pergaulan bebas, serta tidak ikut melakukan
budaya-budaya yang dilarang oleh agama islam.
d.
Terhadap Non Muslim :
Caranya : dengan menjaga kerukunan umat beragama,
tidak mencampur adukkan ajaran agama, saling toleransi serta tidak ikut dalam
ibadah agama mereka.
* Sabda Nabi Muhammad SAW :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ اِذَا لَقِيْتَهُ
فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَاِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَاِذَا اسْتَنْصَحَكَ
فَانْصَحْ لَهُ وَاِذَا عَطِسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ
وَاِذَا مَرِضَ فَعِدْهُ وَاِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Artinya : Hak orang islam terhadap orang islam
lain ada 6 (enam)
1.
Apabila bertemu sesama orang islam berilah salam ( menebar kedamaian )
2.
Apabila mengundangmu penuhilah undanganya
3.
Apabila meminta nasihat, nasihatilah
4.
Apabila bersin pujilah Alloh SWT
5.
Apabila sakit jenguklah
6.
Apabila meninggal iringkanlah jenazahnya sampai
kekuburan. ( HR. Bukhory dan Muslim
)
* Sabda Nabi
Muhammad SAW :
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرِ ابْنِ الْعَاصِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهمْ اَنَّ رَجُلاً سَئَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اَيُّ الْاِسْلَامِ خَيْرٌ ؟ قَالَ : تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى
مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرَفْ ( متفق عليه )
Artinya : Dari Abdullah bin Umar bin Al Ash RA,
Seorang laki-laki ditanya : oleh Rosulillah SWT, “ Apa perbuatan yang baik
dalam islam jawab Nabi Muhammad SAW, memberi makan dan memberi salam kepada
kepada sesamanya baik yang dikenal maupun tidak
6. AKHLAQ Terhadap Makhluq lain :
a.
Terhadap Fauna ( Binatang )
1.
Jangan menyakiti atau menganiaya binatang yang
masih hidup
2.
Apabila disembelih sesuai ketentuan agama,
usahakan agar binatang tersebut cepat mati
3.
Senangkanlah binatang seperti dengan memberi
makan, atau menghindari bahaya yang akan menimpa binatang tersebut
* Sabda Nabi Muhammad SAW :
قَالَ عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِيْ هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى
مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيْهَا النَّارَلاَ هِيَ اَطْعَمَتْهَا
وَسَقَتْهَا اِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا وَلاَ هِيَ تَرَكَتْهَا
تَأْكُلُ مِنْ حَشَاشِ الْاَرْضِ
Artinya
: Rosululloh SAW bersabda : “ Seorang perempuan telah disiksa karena kucing
yang telah dikurungnya hingga mati, maka ia masuk kedalam neraka, karena ketika
ia mengurung tidak diberinya makan dan tidak dilepaskan untuk mencari makan
sendiri dari binatang-binatang bumi yang yang menjadi makananya ( HR. Bukhori
Muslim )
b.
Terhadap Flora ( tumbuh-tumbuhan )
1.
Jangan merusak tanaman apabila menebang habis sehingga
merusak lingkungan atau ekosistem dan pelestarian alam
2.
Usahakan agar tumbuhan tersebut tidak punah, untuk
itu dibudayakan usaha penanaman kembali dan pemupukan tanaman
3.
Manfaatkanlah tanaman itu sesuai fungsinya, ada
yang untuk dimakan, untuk sayuran, untuk obat, untuk hiasan dan lain-lain
* Firman Alloh SWT dalam surat Ar Ruum 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ
اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ( الروم
41 )
Artinya
: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Alloh SWT merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar), ( QS. Ar Ruum 41 )
c.
Terhadap Alam Lingkungan :
1.
Manfaatkan benda tersebut untuk sebaik-baiknya,
artinya betul – betul digunakan untuk kepentingan yang lebih baik
2.
Jangan merusak atau mengotori seperti melakukan
coret-coretan, merusak cagar alam, merusak benda – benda yang masih ada
manfaatnya, membuang sampah bukan pada tempatnya, atau melakukan hal-hal yang mubadzir (boros)
3.
Melakukan penghematan misalnya hemat energi, hemat
air, hemat listrik, hemat bensin, hemat minyak tanah dan sebagainya
* Firman Alloh SWT dalam surat Al
Israa’ 27
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ
كَانُوْا اِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا (
الاسراء 27 )
Artinya : “ Sesungguhnya pemboros
– pemboros itu adalah saudara – saudara syetan, dan syetan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhanya” ( QS. Al-Israa’
27 )
( PUASA RAMADHAN )
A. Ta’rif
Puasa merupakan
salah satu rukun islam. Secara bahasa
puasa berarti menahan, baik dari makan ataupun berbicara,
Adapun secara istilah, puasa berarti menahan dari
hal-hal yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari
dengan disertai niat.
B. Dalil disyariatkan puasa ramadhan
Dalil difardhukannya puasa
ramadhan adalah firman Allah :
ãöky tb$ÒtBu üÏ%©!$#
tAÌRé&
ÏmÏù
ãb#uäöà)ø9$#
Wèd
Ĩ$¨Y=Ïj9
;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$#
Èb$s%öàÿø9$#ur
4
`yJsù
yÍky ãNä3YÏB tök¤¶9$# çmôJÝÁuù=sù
(
`tBur
tb$2
$³ÒÍsD ÷rr&
4n?tã 9xÿy
×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$r& tyzé&
3
ßÌã
ª!$# ãNà6Î/
tó¡ãø9$# wur
ßÌã
ãNà6Î/ uô£ãèø9$#
(#qè=ÏJò6çGÏ9ur
no£Ïèø9$# (#rçÉi9x6çGÏ9ur
©!$# 4n?tã
$tB
öNä31yyd
öNà6¯=yès9ur crãä3ô±n@
“ Bulan ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan
Al-Qur‘an sebagai petunjuk bagi manusiadan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda(antara yang benar dan yang bathil). Karena itu barang
siapa diantara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah.” (QS.AL BAQOROH 185)
C. Hikmah-hikmah dan rahasia puasa serta
faedah-faedahnya
1. Sebagai ungkapan syukur atas nikmat Allah.
2. Sebagai pembelajaran menjaga amanah.
3. Sebagai pembeda antara manusia dan hewan.
4. Sebagai pencegah dari penyakit, baik dzahir
maupun batin.
5. Puasa
mengandung hikmah kolektif (terutama dalam puasa ramadhan) dimana setiap orang
yang menjalankan puasa baik kaya maupun
miskin sama-sama merasakan derita lapar. Hal ini dapat menimbulkan rasa iba
dari orang-orang kaya terhadap derita yang dirasakan oleh orang miskin.
6. Sarana pensucian jiwa.
7. Mempertinggi aspek spiritual dan meredam
gejolak aspek material yang terdapat pada seseorang.
8. Menghantar pada takwa agar posisinya meningkat
dan sejajar dengan orang-orang bertakwa.
D. Penetapan bulan ramadhan
Ada 6
cara penetapan bulan ramadhan:
1. Melihat hilal pada malam bulan sya‘ban
melalui persaksian.
2. Menyempurnakan bulan sya‘ban 30 hari ketika
sulit melihat hilal disebabkan adanya awan atau tidak adanya orang yang
bersumpah di depan seorang qodli bahwa ia telahmelihat hilal.
3. Sebab tetapnya hilal bagi orang yang tidak
melihatnya atas kesaksian orang yang adil.
4. Sebab pemberitahuan orang yang adil dan
terpercaya, baik bisa diterima kejujurannya dalam hati atau tidak.
5. Menduga masuknya ramadhan berdasarkan ijtihad
bagi orang yang ragu-ragu atas datangnya ramadhan.
6, Hisab.
( SYARAT WAJIB PUASA )
A. Islam
Syarat wajib
puasa yang pertama
adalah islam. Sehingga secara otomatis
orang kafir tidak
diwajibkan berpuasa karena kekafirannya. Berbeda
dengan orang yang
murtad, dia tetap terkena
kewajiban mengqodho puasa
karena sebelumnya ia sudah masuk islam.
B. Taklif
Yang dimaksud taklif disini
adalah seorang muslim yang baligh dan berakal. Maka tidak wajib berpuasa bagi orang yang tidak mempunyai sifat
tersebut,, karena keduanya
merupakan sifat yang harus ada
pada seorang mukallaf.
C. Tidak adanya
udzur-udzur yang dapat
mencegah puasa atau udzur
yang memperbolehkan berbuka.
1.
Udzur-udzur yang sifatnya
mencegah puasa yang termasuk dalam udzur ini yaitu:
§ Haid dan
nifas pada sebagian waktu siang.
§ Epilepsi dan
gila pada seluruh
waktu siang, akan tetapi
ketika keduanya sembuh
walaupun hanya sebentar pada
waktu itu, maka udzurnya hilang dan ia
wajib menahan makan
dan minum sampai tenggelamnya matahari.
2. Udzur yang
sifatnya membolehkan untuk berbuka. Yang termasuk dalam udzur ini adalah :
·
Sakit yang menyebabkan kemadhorotan yang sangat
bagi penderita. Ketika
sakit tersebut sangat
parah, hingga sekiranya penderitanya merasa khawatir atas
keselamatan jiwanya disebabkan
puasa, maka ia wajib berbuka.
·
Perjalanan
jauh yang diperbolehkan, yang
berjarak kurang lebih dari
83 km dan
perjalanan tersebut menghabiskan
waktu satu hari. Adapun ketika pada waktu
pagi hari Shoim masih
bermukim, kemudian pada pertengahan hari
ia melakukan perjalanan, maka tidak diperbolehkan untuk
berbuka.
·
Tidak mampu berpuasa dikarenakan usia yang sudah
lanjut atau sakit
yang tidak dapat
diharapkan kesembuhannya(sakit parah).
D. Syarat sah
puasa.
1.
Islam
Maka tidak sah
puasanya orang kafir asli dan orang yang murtad.
2. Berakal
Yang dimaksud
berakal disini adalah
tamyiz. Maka dikecualikan bagiorang
gila atau semisalnya
dan anak kecil yang belum tamyiz.
3. Tidak adanya udzur yang dapat mencegah
puasa Seperti haid nifas dan wiladah
walaupun hanya segumpal darah atau sepotong daging.
Ketiga syarat diatas harus ada
pada seluruh waktu siang hari. Maka ketika
salah satu syarat
diatas hilang dipertengahan siang
maka puasanya tidak sah.
Mengetahui waktu
berpuasa
( RUKUN PUASA )
A. Niat berpuasa
Tempatnya di dalam hati. Niat puasa tidak disyaratkan
untuk dilafadkan sedangkan pelafadan
hanya sebagai pembantu terhadap hati ketika melakukan niat.
Hukum melafadkan niat adalah sunah.sedangkan niatnya sebagau berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ
غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Syarat niat pada puasa fardhu ada 3 yaitu:
1. Tabyit
Berniat
puasa pada malam hari mulai dari terbenamnya matahari sampai
terbitnya fajar, walaupun
puasanya orang mumayyiz (anak kecil yang sudah tamyiz)
2. Ta`yin
Yaitu menentukan
macam puasa. Maka
orang yang berniat puasa secara
mutlak maka niatnya tidak sah.
3. Tikror
Yaitu mengulang-ulang niat
pada setiap malam
hari sebelum terbitnya fajar.
Maka tidak mencukupi
niat puasa satu kali
untuk satu bulan
karena puasa romadhon adalah
ibadah yang diulang
bukan untuk satu ibadah.
B. Menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa.
1. Makan dan minum
secara sengaja walaupun
sedikit. Sedangkan jika lupa tidak membatalkan.
2. Muntah dengan
sengaja.
3. Masuknya
`ain (benda yang
terlihat) ke Jauf dari Manfadz Maftuhah.Yang
dimaksuk Jauf adalah otak atau lubang di belakang tenggrokan yang
sampai ke perut
dan usus Adapun
yang termasuk manfadz maftuhah ialah, mulut, telinga,
qubul, dubur. Sedangkan mata dan pembuluh darah
tidak termasuk manfadz maftuhah.
Maka jika ada `ain yang masuk kedua lubang tersebut puasanya tidak batal.
Sedangkan nyamuk, lalat, dan debu yang
masuk ke
tenggorokan tidak membatalkan
puasa karena sulit menjaganya. Begitu juga dengan air liur.
4. Istimna`. Yaitu
keluarnya mani sebab
ciuman dan semisalnya.
5. Haid dan nifas
6.
Bersetubuh
yang disengaja, walapun
tidak mengeluarkan mani. Jika lupa maka tidak batal
7. Gila dan murtad
C. Orang yang berpuasa (shoim).
Kesunahan Dalam
Menjalankan Puasa
Adapun
kesunaan dalam menjalankan puasa diantaranya:
1. Sahur dan
melakukannya di akhir
waktu, selagi tidak terjadi waktu syak ( keraguan atas
terbitnya fajar ),
2. Menyegerakan
berbuka puasa ketika sudah masuk waktu maghrib.
3. Berbuka terlebih
dahulu sebelum melakukan
shalat maghrib. , Jika seseorang tidak khawatir akan tertinggal jama‘ah
atau takbiratul ikhram.
4. Berbuka puasa dengan memakan buah kurma.
Sebab hal inii diperintahkan dalam hadist. Dan yang lebih sempurna memakan tiga
buah. Kalau tidak bisa mendapatkan buah kurma, maka yang disunahkan berbuka
dengan beberapa teguk air, sekalipun berupa air Zamzam.
5. Membaca
do‘a berbuka puasa sebelum berbuka.
6. Mandi
jinabat ketika berhadas besar sebelum terbit fajar, agar tidak terjadi masuknya
air ke jauf semacam telinga atau dubur.
7. Meninggalkan
perkataan yang kotor.
8. Memperbanyak
shadaqah, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, memperbanyak bacaan
Alqur‘an selain bila berada dalam
kamar kecil, sekalipun
di tengah pejalanan. Waktu
siang yang paling
utama untuk membaca Alqur‘an
adalah setelah subuh,
sedang untuk malam adalah waktu
sahur, waktu antara maghrib dan isya.
9. Berbuat baik
pada tetangga dan
kerabat, karena mengikuti tindak
Nabi SAW.
10. Tidak memakai celak mata.
11.
Menghindari makanan yang syubhat, dan menahan diri dari
menuruti kehendak hawa nafsu yang mubah, baik berupa suara,
pandangan mata, menyentuh
bau-bauan atau menyentuhnya.
12. Memperbanyak
mengerjakan ibadah dan
i‘tikaf karena mengikuti tindak
Nabi SAW, terutama
pada 10 hari terakhir.
#### Walloohu A’lam Bish Showaabb
####